Dua orang remaja kakak beradik menanyakan pada ayah mereka apakah mereka boleh pergi ke bioskop untuk menonton film yg semua anak di kelasnya telah menontonnya.
Ayahnya menolak permintaan mereka.
“tapi Ayah, kenapa tidak?” protes mereka
Ayah menjawab, “ karena setiap film mengandung unsur porno dan gambar2 tak bermoral dan itu semua dianggap normal dan perilaku yg wajar”.
“tapi Ayah, itu hanyalah sebagian kecil dari film itu! Itu kata teman kami yg sudah pernah menontonnya. Filmnya berdurasi 2 jam dan bagian yg ayah sebutkan tadi hanya beberapa menit dari keseluruhan filmnya! Film itu berdasarkan kisah nyata dan temanya tentang melawan kejahatan, selain itu film itu juga bertemakan tentang keberanian dan pengorbanan diri”.
“walaupun tinjauan dari film itu berkata begitu, jawabanku adalah ‘TIDAK’, dan itu adalah jawaban terakhirku. Kalian tidak akan pergi dan menonton film apapun. Akhir dari diskusi”.
Dua remaja itu berjalan dengan sedih ke ruang keluarga mereka dan merosot di sofa. Ketika mereka sedang merajuk, mereka dikejutkan oleh suara dari ayah mereka yg sedang menyiapkan sesuatu di dapur. Mereka segera menyadari kalau itu adalah aroma kue Brownies yg sedang dibakar di oven, dan salah satu dari mereka berkata, “Ayah pasti merasa bersalah, dan sekarang dia mencoba untuk menebus kesalahannya dengan membuat brownies. Mungkin kita bisa melunakkaN Ayah dengan memberinya banyak pujian ketika Ayah membawa kue itu untuk kita dan membujuknya untuk membolehkan kita untuk menonton film itu setelahnya”.
Mereka tidak dikecewakan. Ayah mereka segera keluar dengan sepiring kue brownies hangat, yg ia tawarkan pada anaknya. Masing2 mengambil 1.
Lalu sang Ayah berkata, “sebelum kalian makan, aku ingin mengatakan sesuatu : AKU SANGAT MENCINTAI KALIAN BERDUA”.
Kedua remaja itu saling tersenyum dengan lirikan mata penuh arti. Ayah telah melunak.
“itulah kenapa aku membuat kue brownies ini dengan bahan2 yg terbaik. Kebanyakan bahan2nya organik. Tepung organik terbaik, telur terbaik, gula organik, vanila dan coklat premium”.
Brownies itu membuat kedua remaja itu terbit air liurnya, dan mereka mulai tidak sabar dengan ceramah panjang ayahnya.
“tapi aku ingin jujur pada kalian berdua. Ada 1 bahan yg aku tambahkan yg biasanya tidak ada di brownies. Aku mendapatkannya dari kebun belakang rumah kita. Tapi kalian tidak perlu cemas, karena aku hanya menambahkan sangat sedikit sekali dari bahan itu pada browniesnya. Jumlahnya tidak begitu penting. Jadi silahkan, cobalah segigit dan beritahu pada Ayah bagaimana rasanya?”
“Ayah, maukah Ayah memberi tahu kami bahan misterius apa yg Ayah tambahkan sebelum kami makan?”
“kenapa? Porsi yg ayah tambahkan bahkan sangat sedikit sekali, hanya 1 sendok teh. Kalian bahkan tidak akan merasakannya”.
“Ayolah Ayah, beritahu kami apa bahannya?”
“jangan khawatir, itu organik, seperti bahan2 yg lainnya”.
“AYAH!”
“Baiklah, oke, jika kalian memaksa. Bahan rahasia itu adalah kotoran anjing organik.”
Kedua remaja itu segera menjatuhkan brownies itu kembali ke piring dan memandangi jari mereka dengan jijik.
“Ayah, kenapa ayah melakukannya? Ayah menyiksa kami dengan membuat kami mencium aroma brownies ini dibakar selama setengah jam terakhir, dan sekarang Ayah katakan pada kami kalau Ayah menambahkan kotoran anjing! Kami tidak bisa memakan brownies ini!”
“kenapa? Jumlah kotoran anjing yg ayah tambahkan padahal sangat sedikit sekali jika dibandingkan dengan keseluruhan bahannya. Itu tidak akan menyakitimu. Kue itu sudah dimasak bersama2 dengan bahan2 lainnya. Kalian bahkan tidak akan merasakannya. Bentuknya sama seperti brownies normal. Silahkan, makanlah!”
“gak ayah, gak mau!”
“Dan alasan yg sama kenapa ayah tidak mengijinkan kalian pergi nonton bioskop. Kalian tidak mau mentolerir sedikitpun kotoran anjing di kue kalian, jadi kenapa kalian mentolerir sedikit adegan tak bermoral pada film itu? Kita berdoa semoga Allah Subhaana Wa Taala tidak akan mengarahkan kita pada godaan, jadi bagaimana bisa kita memiliki hati nurani yg baik jika kita menghibur diri kita dengan sesuatu yg akan meninggalkan jejak yg buruk pada pikiran kita yg akan mengarahkan kita pada godaan, lama setelah kita pertama kali melihatnya? INGATLAH, KITA MENJADI KURANG PEKA DARI WAKTU KE WAKTU, ITU ADALAH HAL KECIL YG SERING KITA LUPAKAN.
by : Melanie Mele Al Milhan (facebook)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar