Sabtu, 23 Juli 2011

Aku dan Dia


Aku ingat! Aku masih mengingatnya, dan tidak pernah lupa, hari itu hari dimulainya kesengsaraan dalam hidupku serta perubahan dalam diriku ketika pertama kali “ia nya datang”, datang menghampiri melalui langit yang indah lalu menghujam tepat dihatiku. Hingga saat ini aku tidak tahu siapa “ia” sebenarnya yang slalu membisikkan dikala ada yang lainnya datang, dengan suara-suara yang slalu menghantuiku, menyuruhku untuk berlari terus dan terus hingga aku tidak merasakan akan kehadiran mereka.
Semua yang kucritakan adalah tentang diriku, dirinya dan mereka

Ketika aku sedang memainkan sebuah permainan yoyo di depan pintu rumah dengan jarak 1-2 meter kedalam, saat itu aku melihat jam dinding yang sedang berdetak menunjukkan sudah pukul setengah lima dan aku masih saja asyiknya bermain dengan permainanku itu, tapi ditengah asyiknya bermain tiba-tiba aku merasakan suatu perasaan yang mencekam dan tidak mengenakan hati ku seperti ada seseorang yang datang, dan aku sadar rupanya aku belum shalat ashar, tetapi tetap saja aku abaikan. Semakin lama dan lama perasaan itu semakin kuat terasa dihatiku dan semakin dekat dengan diriku. Karena perasaan ini sudah tidak bisa dibendung lagi maka aku yang merasakan hal itu cepat-cepat pergi kekamar mandi untuk mengambil wudlu. Setiba memasuki kamar mandi aku merasakan ia nya masuk dalam tubuhku dan menghentikan nafasku sehingga membuat aku harus berlutut dengan tidak berdaya di depan bak mandi, lalu dengan kepala menghadap ke lagit-langit aku merasakan langit-langit tersebut berputar seperti sebuah roda, dan aku masih saja tetap mempertahankan diriku supaya tetap sadarkan diri tetapi aku tidak bisa berbafas, nafas ku terhenti, lalu dengan cepatnya aku menarik nafas beberapa kali hanya tetap saja aku tidak dapar bernafas, dengan kekacauan pikiran aku merasakan hawa kematian telah dekat dengan ku, dan dangan pasrah aku mencoba cara terakhirku dengan menghembuskan nafas terlebih dahulu dan perasaan tenang dan disana aku baru bisa bernafas kembali.
Dengan diri yang penuh dengan getaran, rasa akan kematian serta pikiran yang kacau. Aku mengambil wudluku dan meneruskan untuk shalat karena biasanya shalatku .

Tidak ada komentar :

Posting Komentar