Senin, 25 Juli 2011

Pesan untuk Ikhwan Fillah


Akhi, lewat tulisan ini ana mau menyampaikan suatu pesan dan sebuah cerita untuk antum semua. Ini sebuah kisah tentang wortel, telur dan kopi. Yakni, suatu hari ada seorang pemuda yang datang menemui ayahnya untuk curhat tentang masalah yang dihadapinya dalam kehidupan. Masalah dengan orang-orang yang tidak suka dengannya dimasyarakat, masalah sosialnya, dan berbagai kendala yang ia hadapi dalam hidupnya. Rasanya ia mau pergi dan
melupakan semua masalahnya. Sang ayah dengan tenang mendengarkan setiap keluhan dari anaknya tersebut. setelah selesai bercerita lalu sang ayah membawa anaknya kedapur. Sesampainya didapur, sang ayah meletakkan tiga buah panci berisi air diatas tiga tungku lalu menghidupkan api. Setelah itu sang ayah memasukkan tiga buah benda kedalam masing-masing panci. Yang pertama adalah wortel, lalu telur, dan panci ketiga didisi biji-biji kopi.

Setengah jam kemudian api mulai membesar dan air didalam panci mulai mendidih. Sang pemuda pun tak sabar menunggu apa yang akan dilakukan ayahnya. Ayahnya pun mematikan tungku dan meletakkan wortel, telur dan biji kopi kedalam mangkok berbeda yang telah disiapkan sebelumnya. Lalu sang ayah bertanya pada anaknya, Nak, apa yang kamu lihat?” wortel, telur dan kopi!’’ jawab sang anak. Dengan tersenyum ayah tadi menyuruh si anak untuk mencicipi masing-masing benda tersebut. mula-mula ia meminta anaknya mencicipi wortel yang telah masak, wortel itu telah berubah menjadi lembut dan lembek. Lalu sang ayahnya meminta si anak memecahkan telur yang telah mengeras, dan ia juga meminum air rebusan kopi. Setelah melakukan apa yang disuruh ayahnya, pemuda itupun bertanya, “apa arti semua ini ayah?’’.
Ayahnya pun menerangkan bagaimana ketiga benda tersebut bereaksi terhadap situasi yang sama. Baik wortel, telur maupun kopi ditempatkan pada kesulitan yang sama, yakni api yang panas. Namun reaksi ketiganya berbeda satu sama lain, wortel dimasukkan ke air dengan kondisi keras, namun setelah dipanaskan ia menjadi lembek, sedangkan telur ketika dimasukkan dengan kondisi mudah pecah, tapi setelah dipanaskan berubah menjadi begitu keras. Lain ceritanya dengan biji kopi ketika dimasukkan ke air panas mendidih kondisinya tidak berubah, bahkan ia bisa mewarnai air dengan warna hitam dan aroma kopi.
Akhi Fillah, “seperti apakah diri antum dalam menghadapi ujian dan rintangan?’’. Sekali lagi ana Tanya, apakah antum seperti wortel, telur, atau seperti kopi?’’. Jadi lihat diri antum, ikhwan seperti apa?.
Ada ikhwan yang seperti Wortel, orang yang hatinya keras dan teguh, tapii.. pas ketemu masalah, rintangan dan gangguan dari orang-orang yang tidak menyukainya, nyalinya jadi ciut dan ia melembek, patah, mudah khawatir dan frustasi. Realita membuatnya menyerah dan putus asa. Ada ikhwan itu seperti telur yang lembut mudah pecah, namun ketika dipanaskan ia menjadi keras. Artinya ia pertama kurang berani dan penakut, namun tatkala dibenturkan dengan kesulitan ahirnya ia terdidik untuk tegar dan kuat, serta lebih optimis dengan kemampuannya. Sementara biji kopi adalah lambang orang yang memiliki kemantapan diri. Ikhwan yang seperti ini ia semakin ditekan maka ia akan semakin menunjukkan kualitas dirinya. Ia bahkan mampu memberi pengaruh besar dan merubah kondisi sekelilingnya.
Akh, sekali lagi ana berpesan untuk ana, antum dan kita semua. Jangan pernah menyerah terhadap realita. Kita adalah agen perubahan ummat dan bangsa yang besar ini. Akhi…! ingatkah antum kisah saudara kita kader dakwah dimesir?’’ mereka difitnah dan dituduh pengacau hanya karna mereka menyuarakan sesuatu yang benar. Mereka dipenjara, disiksa, dan bahkan ada yang diusir dan dibunuh. Tapi mereka tetap istiqomah dijalan dakwah Mubarok ini. Jadilah akh, antum seperti kopi yang tidak hilang jati dirinya walaupun dimasukkan kedalam air yang panas dan mendidih. Jadilah antum seperti pemuda ashabul kahfi yang terasing demi kebenaran hakiki, jadilah antum abubakar, umar, ali, kholid bin walid abad 21.
Jadi,tetaplah semangat dalam menjalani aktivitas antum. Allahu maa’lladziina Yujaahiduuna Fisabiilihi.
“Dan kalian tidak menyalahkan kami, melainkan karna kami telah beriman pada ayat-ayat Rabb kami ketika ayat itu datang kepada kami. “Mereka berdoa, “Ya Rabb kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan wafatkanlah kami dalam keadaan Muslim”. (Q.s. Al.Araf [7]: 126).

Tidak ada komentar :

Posting Komentar