Minggu, 28 April 2013

Dalil Sesudah Beramal - Ushul Fiqh 11

11. DALIL SESUDAH BER'AMAL.
Banyak terdapat 'ula­ma atau orang yang mengerjakan sesuatu "amal" atau "'ibadat" yang mereka dasarkan kepada pendapatnya yang dianggapnya benar. Setelah ada yang bertanya atau menegurnya, baru mereka mencarikan keterangan. Kalau tidak dapat, dicari-carinya dari beberapa keterangan Agama yang lain, lalu dicocok-cocokkan dengan paksa, sehingga seolah-olah ada alasannya dari Agama.

Umpamanya : Dengan dasar Hadits Iemah, orang melakukan "talqien", yaitu mengajar orang yang sudah mati menjawab pertanyaan malaikat dalam qubur. Perbuatan itu berlaku dari masa kemasa sampai sekarang. Terkadang mereka tidak hiraukan teguran atau orang yang menunjukkan kepada mereka bahwa perbuatan itu "tidak benar", "salah" atau "bid'ah".
Kemudian setelah betul-betul terdesak, maka karena hendak mempertahankan perbuatan itu, dan boleh jadi juga karena hendak menjaga pengaruhnya kepada ummat, maka dengan tenaga dan kepandaian yang ada pada mereka, mereka cari-carilah alasannya, sedapat-dapatnya, sekalipun bukan pada tempatnya.
Diantara alasan-alasan yang mereka kemukakan, adalah :
a.       Bahwa orang yang sudah mati itu, mendengar dalam qubur, maksud mereka, karena maiyit mendengar, maka ia dapat menerima pelajaran. Padahal maksud ayat Quran yang mereka bawakan itu, bahwa orang yang sudah mati itu, tidak dapat menerima pelajaran.
b.      Ada beberapa hadiets yang berhubung dengan membacakan surah Yasien atas orang mati, mereka masukkan dalam bagian fa-dla-i-lul-a'-maal, lalu mereka membolehkan "talqien" itu. Padahal Hadiets-hadiets itu semua lemah dan mereka pun mengakui kelemahannva itu.
c.       Mereka beralasan dengan pendapat 'ulama yang berkata : "Aku lebih suka kepada Hadits lemah daripada fikiran manusia". Karena itu, mereka pakai Hadiets-hadiets yang lemah.
d.      Mereka melakukan "talqien" dengan alasan untung-untungan kalau-kalau diterima oleh Allah s.w.t.
e.       Dan lain-lain lagi.
Alasan-alasan yang mereka bawakan itu, tidak ada satupun yang kena. Dari cara-cara demikian itu, timbulah kerusakan dalam Agama, timbul bid'ah-bid'ah, sehingga Agama yang bersih-murni diselubungi dengan kotor-kotor. Mudah-mudahan Allah memelihara Agama-Nya dari kotor-kotor yang diada-adakan oleh manusia.
Seharusnya, orang yang inshaf dan sadar, sebelum mengerjakan sesuatu 'amal, lebih dahulu mencari dalilnya. Kalau belum dapat, janganlah ia kerjakannya.

Tidak ada komentar :

Posting Komentar