11. DALIL SESUDAH BER'AMAL.
Banyak terdapat 'ulama atau orang yang mengerjakan sesuatu
"amal" atau "'ibadat" yang mereka dasarkan kepada
pendapatnya yang dianggapnya benar. Setelah ada yang bertanya atau menegurnya, baru mereka mencarikan keterangan. Kalau tidak dapat, dicari-carinya
dari beberapa keterangan Agama yang lain, lalu dicocok-cocokkan dengan paksa,
sehingga seolah-olah ada alasannya dari Agama.
Umpamanya : Dengan dasar Hadits Iemah, orang melakukan "talqien",
yaitu mengajar orang yang sudah mati menjawab pertanyaan malaikat dalam qubur.
Perbuatan itu berlaku dari masa kemasa sampai sekarang. Terkadang mereka tidak
hiraukan teguran atau orang yang menunjukkan kepada mereka bahwa
perbuatan itu "tidak benar", "salah" atau
"bid'ah".
Kemudian setelah betul-betul terdesak, maka karena hendak mempertahankan
perbuatan itu, dan boleh jadi juga karena hendak menjaga pengaruhnya kepada
ummat, maka dengan tenaga dan kepandaian yang ada pada mereka, mereka
cari-carilah alasannya, sedapat-dapatnya, sekalipun bukan pada tempatnya.
Diantara alasan-alasan yang mereka kemukakan, adalah :
a.
Bahwa orang
yang sudah mati itu, mendengar dalam qubur, maksud mereka, karena maiyit
mendengar, maka ia dapat menerima pelajaran. Padahal maksud ayat Quran yang mereka bawakan itu, bahwa orang yang sudah mati itu, tidak
dapat menerima pelajaran.
b.
Ada beberapa
hadiets yang berhubung dengan membacakan surah Yasien atas orang mati, mereka
masukkan dalam bagian fa-dla-i-lul-a'-maal, lalu mereka membolehkan
"talqien" itu. Padahal Hadiets-hadiets itu semua lemah dan mereka pun
mengakui kelemahannva itu.
c.
Mereka
beralasan dengan pendapat 'ulama yang berkata : "Aku lebih suka kepada
Hadits lemah daripada fikiran manusia". Karena itu, mereka pakai
Hadiets-hadiets yang lemah.
d.
Mereka
melakukan "talqien" dengan alasan untung-untungan kalau-kalau
diterima oleh Allah s.w.t.
e.
Dan lain-lain
lagi.
Alasan-alasan yang mereka bawakan itu, tidak ada satupun yang kena. Dari
cara-cara demikian itu, timbulah kerusakan dalam Agama, timbul bid'ah-bid'ah,
sehingga Agama yang bersih-murni
diselubungi dengan kotor-kotor. Mudah-mudahan Allah memelihara Agama-Nya dari
kotor-kotor yang diada-adakan oleh manusia.
Seharusnya, orang yang inshaf dan sadar, sebelum mengerjakan sesuatu 'amal, lebih dahulu mencari dalilnya. Kalau belum
dapat, janganlah ia kerjakannya.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar